11
Juni

(Respon 7)

Dalam sebuah organisasi pasti terjadi konflik, konflik besar maupun kecil. Sehingga perlu diadakannya manajemen konflik.
Manajemen konflik ialah langkah-langkah menyelesaikan konflik,  membatasi aspek-aspek negatif dari konflik agar tidak mempengaruhi organisasi dan sekaligus meningkatkan aspek positif dari konflik.  Konflik organisasi dapat dibagi menjadi dua yaitu intra organisasi(konflik yang terjadi dalam suatu organisasi),  dan inter oranisasi(konflik yang terjadi di luar organisasi).  
Ada 5 resolusi Konflik yang bisa digunakan dalam manajemen konflik :
1.       Avoidance (Penghindaran-non asertif, nonkoperatif) , strategi jangka pendek dimana apabila ada konflik dan konflik tersebut tidak bersifat mendesak maka sebaiknya dilakukan penghindaran. Hal ini tentu untuk mengefektifkan kerja organisasi.
2.       Akomodasi-nonasertif-koperatif, tahapan ini menjelaskan bahwa aspirasi/kebutuhan ditampung untuk nantinya dipenuhi.
3.       Kompromi-Beberapa ketegasan- beberapa kerja sama, Kompromi adalah persetujuan dengan jalan damai atau saling mengurangi tuntutan.
4.       Kompetisi-Tegas_nonkperatif), kompetisi initentang memastikan kebutuhan satu pihak terpenuhi , dan pihak lain yang tidak memiliki hubungan penting menjadi kalah. Strategi menang-kalah berguna jika ada tenggat waktu yang penting.
5.       Kolaborasi-Tegas-koperatif, yaitu strategi untuk melihat hal-hal dari semua pihak secara rinci. Mengakui dan menerima perbedaan, dan mengeksplorasi solusi alternatif yang memenuhi kebutuhan semua pihak.

Ada berbagai gaya konflik, seperti Gaya konflik penghindaran; Gaya konflik unggul; Gaya konflik Kompetitif; Gaya konflik kerja sama; dan gaya konflik konsiliasi.

Teori-teori Konflik
1.       Teori hubungan masyarakat, menganggap bahwa konflik terjadi akibat dari ketidakpercayaan dan pemusuhan di antara kelompok masyarakat.
Sasarannya, mengusahakan sikap toleransi antar masyarakat.
2.       Teori Kebutuhan manusia, menganggap bahwa konflik terjadi akibat dari kebutuhan dasar manusia. Sasarannya, mengupayakan bersama kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi.
3.       Teori Negosiasi prinsip, menganggap bahwa konflik terjadi karena posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan oleh pihak yang mengalami konflik. Sasarannya, membantu pihak yang berkonflik untuk bernegosiasi berdasarkan kepentingan bersama.
4.       Teori Identitas, menganggap bahwa konflik terjadi karena identitas yang terancam. Sasarannya, mengidentifikasi ancaman dan ketakutan antara pihak dan membangun rasa empati dan rekosiliasi antara mreka.
5.       Teori kesalahpahaman antar budaya,  menganggap bahwa konflik terjadi karena ketidakcocokan dalam cara berkomunikasi antar budaya yang berbeda. Sasaran, meningkatkan keefektifan komunikasi antar budaya dan menggunakan bahasa persatuan yang sama.
6.       Teori Transformasi Konflik, menganggap bahwa konflik terjadi karena masalah ketidaksetaraan/ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial budaya dan ekonomi. Sasarannya, mengubah struktur dan kerangka kerja yang menyebabkan kesenjangan.


Dalam menyelesaikan sebuah konflik, perlu diketahui konteksnya terlebih dahulu. Jalinan komunikasi yang baik antar pihak tentu memudahkan penyelesaian konflik tersebut.

09
Juni

(Respon 6)
Citra dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah rupa; gambar; gambaran. Sedangkan Citra organisasi adalah gambaran diri publik terhadap perusahaan, kesan yang sengaja diciptakan dari suatu organisasi.  Ada berbagai jenis citra yang dapat digunakan organisasi, semua tergantung pada apa tujuan yang hendak dicapai organisasi dan fungsi PR dalam membentuk citra tersebut. Ada 4 unsur terbentuknya citra, yaitu pengetahuan atau pengalaman, emosi atau afeksi, nilai , dan kepercayaan.
                Pembentukan citra dimulai dengan stimulus yang berasal dari luar(informasi) dikelola sehingga mempengaruhi respon. Dalam mengelola stimulus terdapat 4 komponen yang mempengaruhi, diantaranya persepsi-kognisi-motivasi-sikap.

Lain halnya dengan Reputasi. Reputasi organisasi adalah penilaian masyarakat mengenai citra organisasi. Reputasi bisa dikenal juga dengan istilah “image. Reputasi berkaitan dengan citra karena citra merupakan salah satu faktor pembentuk sebuah reputasi. Hal ini tidak lepas dari tugas PR organisasi.
  Terbentuknya reputasi dimulai dari identitas organisasiseperti Logo dan hal-hal fisik yang nampak, kemudian media komunikasiyang digunakan sepeti brosur dan pemberitaan media lainnya, dan yang terakhir adalah non-fisik seperti sejarah perusahaan dan filosofi organisasi.

Nilai dari komunikasi sangat mempengaruhi terbentuknya sebuah citra. Citra terbentuk didasarkan pada pengetahuan/pengalaman dan informasi yang diterima. Keefektivitasan anggota organisasi khususnya PR dalam menjalin komunikasi dan hubungan dengan Publik maupun pihak internal organisasi akan menumbuhkan citra yang baik dan reputasi yang baik pula.


07
Juni

(Respon 5)
Public relation (PR) atau yang akrab telinga masyarakat yaitu Hubungan masyarakat mempunyai peran penting dalam organisasi.
                Public relation berfungsi sebagai komunikator dari organisasi untuk menyebarluaskan informasi tertentu kepada khalayak ramai/ public baik publik internal maupun eksternal. Kegiatan PR diantaranya penyebaran informasi, penggiatan persuasi dan pengkajian pendapat umum. Dalam PR menggunakan dua model komunikasi, yaitu asimetris satu arah dan asimetris dua arah. Contoh media yang digunakan dalam asimetris satu arah misalnya televisi sedangkan asimetris dua arah misalnya social media yang dapat memberikan umpan balik, jawaban dari pertanyaan publik. Selain itu PR sebagai salah satu fungsi manajemen yang membangun dan menjaga hubungan yang baik yang dapat mempengaruhi organisasi.
                Selain menjaga hubungan baik, PR juga berperan sebagai creator, yaitu menciptakan ide-ide baru; sebagai conseptor yaitu pengonsep program-program PR; sebagai mediator, yaitu kemmpuan komunikasi yang baik yang dapat digunakan sebagai saluran informasi organisasi; sebagai problem solver, skill yang dapat memecahkan masalah yang dihadapi.

   

07
Juni

(Respon 4)
Era kini Teknologi tidak bisa dipisahkan dari kehidupan, begitu pula pada organisasi.  Bahkan menurut Gordon & Gordon, 2000, teknologi informasilah yang menjadi factor penentu utama dari keberadaan organisasi. Teknologi digunakan untuk menghubungkan antar klien, teknologi digunakan untuk mengefisienkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan, teknologi yang berfungsi untuk layanan kepada klien.
                Adapun manfaat teknologi mempunyai peran yang sangat besar pada kegiatan-kegiatan  oorganisasi. Diantaranya :
·         Perbaikan Efisiensi, maksudnya disini teknologi digunakan untuk membantu memudahkan pekerjaan operasional  lebih efisien dari segi waktu dan biaya
·         Perbaikan efektivitas, teknologi informasi membantu memudahkan kegiatan manajerial dengan keefektivitasan pekerjaan sehingga pekerjaan cepat selesai dan tujuan organisasi dapat dicapai.
·         Strategic Improvement, teknologi informasi membantu eksekutif organisasi dalam kemudahan dan ketepatan pengambilan keputusan.

Teknologi juga berfungsi dalam hal monitoring organisasi, perencanaan dan menjalin kemitraan dengan yang lebih luas.

Dengan adanya teknologi informas, maka produktivitas suatu organisasi akan meningkat. Penerapan teknologi komunikasi banyak menimbulkan dampak yang positif bagi organisasi itu sendiri.

Sebuah Organisasi ingin  memanfaatkan teknologi yang lebih modern namun disisi lain kemampuan sumber daya manusia untuk menggunakan teknologi masih kurang mendukung, apa langkah yang ditempuh organisasi tanpa harus memPHK pegawainya yang kurang mumpuni dalam menggunakan teknologi?


31
Mei

Respon 3 : Iklim Organisasi dan Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai suasana, atau keadaan. Sedangkan iklim organisasi itu sendiri menurut Davis and Hewstrom adalah lingkungan dimana para karyawan suatu organisasi melakuan pekerjaan mereka.
Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly iklim organisasi adalah serangkaian keadaan lingkungan yang dirasakan secara langsung maupun tidak langsung oleh karyawan.
Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa iklim organisasi adalah serangkaian keadaan/suasana yang ada dalam lingkungan organisasi yang dapat mempengaruhi organisasi itu sendiri dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam organisasi terdapat pula iklim komunikasi. Nah, iklim komunikasi inilah salah satu faktor  pembentuk  iklim organisasi. Hubungan komunikasi setiap pegawai yang  terjalin dengan baik ataupun buruk, akan mempengaruhi cara hidup orang-orang dalam sebuah organisasi dan tentu saja mempengaruhi perkembangan organisasi. Iklim Komunikasi memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu. Keputusan yang diambil oleh masing-masing individu untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif, bersikap jujur dalam bekerja, meningkatkan loyalitas, ataupun  untuk mendukung rekan kerja  lainnya. 
Iklim organisasi bisa menjadi sangat baik, baik, sedang, cukup baik atau kurang baik. Sedangkan iklim komunikasi bisa sangat efektif, efektif, cukup efektif, kurang efektif, bahkan tidak efektif.
Hal yang sangat penting diperhatikan oleh pemimpin dan karyawan adalah bagaimana menciptakan komunikasi yang baik sehingga iklim yang terbentuk adalah iklim komunikasi yang positif.
Jadi, apa yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi?




03
Mei

(RESPON 2) KOMUNIKASI DAN KINERJA
Kinerja adalah hasil kerja dari seorang karyawan yang telah diberi tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan.  Dalam mendelegasikan tugas tentu dibutuhkan komunikasi antara si pemberi tugas dan si pengemban tugas. Dalam hal ini, komunikasi berperan penting dalam pemberian job description kepada bawahan. Konsep kerja yang telah jelas dan sistematis tentu memudahkan kinerja pegawai serta menghidari adanya misskomunikasi.
Tingkat keberhasilan Kinerja pegawai ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor kemampuan, motivasi, skill dan kondisi tubuh. Dalam kinerja pegawai juga perlu diadakan pengukuran agar dapat dijadikan dasar ataupun tolak ukur sejauh mana tingkat kemajuan pegawai dan sebagai bahan evaluasi kerja pegawai agar melaksanakan tugas secara efektif. Ada 6 kriteria utama yang digunakan untuk mengukur kinerja, yaitu:
1.       Quality, yaitu sejauhmana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan mendekati kesempurnaan atau sesuai keinginan.
2.       Quantity, yaitu seberapa jumlah yang dihasilkan dari kinerja tersebut
3.       Timelines, yaitu kurun waktu yang digunakan dalam mengerjakan suatu tugas
4.       Cost effectivieness, yaitu tingkat sejauh mana penggunaan daya suatu organisasi secara efektif
5.       Need for Supervisor, yaitu tingkat sejauh mana seorang pegawai dalam melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa pengawasan supervisor untuk mencegah tindakan yang tidak diinginkan
6.       Interpersonal impact, yaitu tingkat sejauh mana karyawan atau pekerja memelihara harga diri, nama baik dan kerjasama dalam lingkungan kerja.

Selain itu, ada 7 elemen dalam meningkatkan  kinerja, yaitu:
- strategi
- struktur
- sistem
- skill
- staff
- style
- shared values




26
April

Kepemimpinan merupakan sifat, kapasitas dan kemampuan seseorang dalam memimpin. Setiap pemimpin mempunyai gayanya sendiri dalam memimpin.  Ada berbagai jenis gaya kepemimpinan yang muncul, diantaranya gaya otoriter, gaya country-club, gaya tim dan lain-lain,situasional maupun transformasional. Gaya-gaya tersebut masih akan berkembang seiring berjalannya waktu, dan gaya-gaya kepemimpinan yang lain juga akan bermunculan. Pemilihan gaya yang cocok digunakan dalam sebuah organisasi ditentukan oleh beberapa faktor, seperti kondisi organisasi, dan jenis organisasi.
Gaya kepemimpinan yang digunakan, sedikit-banyak mempengaruhi produktivitas kerja, dan motivasi kerja karyawan. Setiap gaya kepemimpinan memiliki kekurangan dan kelebihan, jadi diperlukan analisis yang baik dalam menerapkan gaya kepemimpinan seperti apa yang sesuai dengan jenis organisasi yang dijalankan.
Dalam organisasi, komunikasi sangat dibutuhkan untuk kelancaran suatu organisasi, tanpa adanya komunikasi suatu informasi, ataupun  ide/gagasan tidak akan tersampaikan dengan baik. Pola komunikasi harus disesuaikan dengan kondisi organisasi yang sedang terjadi.  Pola komunikasi yang digunakan dalam setiap gaya-gaya kepemimpinan tentu berbeda pula, ada yang model komunikasi satu arah, ada yang dapat membutuhkan umpanbalik dan sebagainya. Hubungan komunikasi yang dibangun tentu mempngaruhi jalannya organisasi.

24
April

Bila berbiacara mengenai komunikasi,tak jauh dari pembahasan mengenai hubungan antara individu yang berusaha untuk saling bertukar informasi guna menambah pengetahuan dan pengalaman mereka.Dalam bahasan ini dibahas tentang komunikasi dan kepemimpinan,terutama dalam komunikasi organisasi,dalam sebuah organisasi harus ada komunikasi yang baik antar bawahan dan atasan agar keseimbangan dalam organisasi berjalan dengan baik.




A.      DEFINISI KEPEMIMPINAN

          Untuk memahami kepemimpinan perlu dibedakan terlebih dahulu antara pemimpin dan kepemimpinan.Miftha Thoha dalam bukunya Perilaku Organisasi (1983:255) mengatakan bahwa pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin,artinya memiliki kemampuan untuk memengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya.Kemudian Robert Tanembaum mendefinisikan pemmpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan,mengarahkan,mengontrol para bawahan dan bertanggung jawab supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
         Sementara itu,menurut Tead ; Terr ; Hoyt (dalam kartono,2003) pengertian kepemimpinan adalah kegiatan atau seni memengaruhi orang lain agar mau bekerja sama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.Dengan kata lain,kepemimpinan adalh sifat penerapan pengaruh oleh seorang anggota kelompok atau organisasi terhadap anggota lainnya guna mendorong kelompok atau organisasi mencapai tujuan-tujuannya.Kepemimpinan merupakan proses memengaruhi dalam “menentukan organisasi,”memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayannya (Rivai,2005).Kepemimpinan telah didefinisikan sebagai proses memengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Dua peran penting yang terkandung dalam kepemimpinan yaitu :
1.       Menyelesaikan tugas,artinya tujuaan utama dibentuknya kelompok di bawah pemimpin.Para pemimpin harus memastikan bahwa tujuan kelompok akan tercapai.
2.       Menjaga hubungan yang efektif,yaitu hubungan antara pemimpin dengan anggota kelompoknya maupun hubungan antarkelompok.
       Kemampuan manajerial seorang pemimpin yang tampak dalam            merencanakan,menggerakkan,mengoordinasikan,dan mengawasi serta mengendalikan kegiatan dilingkungan organisasi amat dipengaruhi oleh perilaku pemimpin sebagai kegiatan nyata pemimpin dalam jabatan yang sedang diemban olehnya.
      Seorang pemimpin harus memiliki keterampilan manajemen (manajerial skill) maupun keterampilan teknis (technical skill).Semakin rendah kedudukan teknis  pemimpin dalam organisasi semakin tinggi keterampilan teknisnya.Aktivitas yang dijalankan adalah aktivitas ang bersifat operasional.Semakin tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam suatu organisasisemakin menonjol keterampilan manajemen adapun aktivitas yang dijalankan adalah yang bersifat konsepsional.








B.      PENDEKATAN GAYA KEPEMIMPINAN

       Pendekatan gaya kepemimpinan menekankan pada perilaku seorang pemimpin.Ia berbeda dengan pendekatan sifat yang menekankan pada karakteristik pribadi pemimpin,juga berbeda dengan pendekatan keahlian yang menekankan pada kemampuan administrative pemimpin.Pendekatan gaya kepemimpinan berfokus pada apa benar-benar dilakukan oleh pemimpin dan bagaimana cara mereka bertindak.Pendekatan ini juga memperluas kajian kepemimpinan dengan bergerak kearah tindakan-tindakan pemimpin terhadap anak buah di dalam aneka situasi.
Pendekatan ini menganggap kepemimpinan apapun selalu menunujukkan dua perilaku umum :
1.       Perilaku kerja (memfasilitasi tercapainya tujuan mereka membantu anggota kelompok mencapai tujuannya).
2.       Perilaku hubungan (membantu bawahan untuk merasa nyaman baik dengan diri sendiri,dengan orang lain,maupun dengan situasi di mana mereka berada .
      Tujuan utama pendekatan gaya kepemimpinan adalah menjelaskan bagaimana pemimpin mengombinasikan kedua jenis dalam upayanya mencapai tujuan organisasi.

Ada beberapa pendekatan mengenai gaya kepemimpinan yaitu sebagai berikut :

1.       Pendekatan Kisi Kepemimpinan Tim
        Salah satu pendekatan gaya kepemimpinan yang paling banyak didiskusikan adalah yang dikemukakan oleh Robert R.Blake dan Jane S. Mouton (1981),yang semula disebut kisi eksekutifal (managerial grid ) tapi kini disebut kisi kepemimpinan (tahun 1991). Kisi ini berasal dari hal-hal yang mendasari perhatian  eksekutif.Perhatiannya pada tugas atau pada hal-hal yang telah direncanakan untuk diselesaikan oleh organisasi yang memengaruhi mereka.
Gaya kepemimpinan Blake dan Mouton tersebut lebih jelasnya dapat dijelaskan  sebagai berikut:
·         Gaya Taat Otoritas (Authority-Compliance)
Gaya ini menggambarkan pemimpin yang dikendalikan oleh pencapaian hasil atau target,dengan sedikit atau bahkan tidak ada perhatian pada manusia kecuali dalam rangka keterlibatan mereka dalam menyelesaikan pekerjaan.Komunikasi pemimpin dengan pengikutnya terbatas dan diadakan sekadar untuk memberi instruksi pekerjaan.
·         Gaya Country-Club
Gaya Country-club menggambarkan pemimpin dengan perhatian tinggi pada orang,tetapi rendah perhatiannya pada hasil atau produksi.Pemimpin ini focus pada pemenuhan kebutuhan pekerjaan sebagai manusia  dan penciptaan lingkungn yang kondusif dalam pekerjaan.
·         Gaya Pengalah (Impoverished Style Management)
Gaya lemah menggambarkan pimpinan yang punya sedikit perhatian baik atas orang ataupun produksi.pemimpin bergaya ini berlaku sebagai pemimpin,tetapi sesungguhnya terasing dan tidak melibatkan diri dalam organisasi.
·         Gaya Jalan Tengah (Middle of the road style management)
Gaya jalan tengah menggambarkan pemimpin yang kompromistik,yang punya perhatian menengah atas pekerjaan dan perhatian tengah atas orang-orang yang melakukan pekerjaan.
·         Gaya Tim (Team Style Management)
Gaya manajemen tim memberi tekanan seimbang,baik pada pekerjaan ataupun hubungan antarpersonal.Gaya ini mendorong derajat partisipasi dan kerja tim yang tinggi di dalam organisasi sehingga mampu memuaskan kebutuhan dasar pekerja agar mereka tetap merasa terlibat dan punya komitmen kuat dalam pekerjaannya.




2. Pendekatan Gaya Situasional
                Pendekatan Gaya situasional dikembangkan oleh Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard pada tahun 1969.  Pendekatan kepemimpinan situasional fokus pada fenomena kepemimpinan di dalam suatu situasi unik. Premis dari pendekatan ini adalah perbedaansituasi membutuhkan gaya kepemimpinan yang berbeda.
                Pendekatan kepemimpinan situasional menekakan bahwa kepemimpinan terdiri atas dimensi arahan dan dimensi dukungan.
                Kepemimpinan situasional menyediakan empat pilihan gaya kepempinan, yaitu :
1.                   Pemberitahuan (Telling)
Gaya Pemberitahuan adalah gaya kepemimpinan yang selalu memberikan instruksi yang jelas, arahan yang rinci, serta mengawasi pekerjaan dari jarak dekat.
2.                   Penjual (Selling)
Gaya Partisipasif adalah gaya kepempinan yang menyediakan pengarahan, mengupayakan komunikasi dua-arah dan membantu membangun motivasi dan rasa percaya diri pekerja.
3.                   Partisipatif (Participating)
Gaya Partisipatif adalah gaya pemimpin yang mendorong pekerja untuk saling berbagi gagasan dan sekaligus memfasilitasi pekerjaan bawahan dengan semangat yang mereka tunjukkan.
4.                   Pendelegasian(Delegating)
Gaya pendelegasian adalah gaya kepemimpinan yang cenderung mengalihkan tanggungjawab atas proses pembuatan keputusan dan pelaksanaannya.

3.Pendekatan Kepemimpinan Tim
                Di dalam sebuah tim, fungsi utama kepempinan adlah berupaya mencapai tujuan oganisasi(tim) secara kolektif, bukan individual. Tim umumnya memiliki seorang pemimpinan yang telah ditentukan.
                Kepemimpinan di dalam tim umumnya digariskan ke daftar serangkaian keputusan utama yaitu sejumlah kondisi yang menentukan kapan dan bagaimana seorang pemimpinbaru ikut campur guna meningkatkan fungsi tim. Pertimbangan pertama apakah lebih baik meneruskan pengamatan dan memonitoring tim ataukah mengintervensi kegiatan tim dengan mengambil tindakan. Pertimbangan kedua, apakah intervensi yang dilakukan lebih kepada tugas yang tengah dilaksanakan ataukah dalam konteks hubungan yang dengan anggota tim lain. Pertimbangan ketiga apakah intervensi sebaiknya dilakukan pada tingkat internal (di dalam tim itu sendiri) atau eksternal (dilingkungan sekeliling tim).
                Tindakan yang juga umum diambil dalam kepemimpinan tim terbagi menjadi dua : internal dan eksternal. Tindakan internal artinya adalah tindakan yang dilakukan di dalam tim itu sendiri, yang terdiri atas tugas dan hubungan. Tindakan eksternal artinya tindakan yang dilakukan pada lingkungan sekeliling tim. Tindakan kepemimpinan dalam tugas internal terdiri atas model yang dilakukan pemimpin untuk meningkatkan kinerjanya, yaitu:
1.                   Fokus pada hasil (menjelaskan, mempeoleh persetujuan)
2.                   Merinci hasil (perencanaan, pemvisian, pengorganisasian, penjelasan peran, dan pendelegasian wewenang)
3.                   Pemfasilitasian proses pembuatan keputusan (penginformasian, pengendalian, pengkoordinasian, pemedisan, pensintesisan, dan pemfokusan pada masalah)
4.                   Pelatihan anggota tim sehubungan keahlian yang dibutuhkan dalam pekerjaannya (pendidikan pengembangan)
5.                   Pemeliharaan standar prima (penilaian tim dan kinerja individual, pebahasan kinerja yang tidak sesuai).

Tindakan hubungan dalam konteks internal dibutuhkan untuk meningkatkan skill interpersonal anggota tim sekaligushubungan yang terjalin di dalam tim. Tindakan dalam konteks ini terdiri atas :
a.                   Pelatihan untuk meningkatkan skill interpersonal
b.                   Penguatan kerjasama diantara anggota tim.
c.                    Pengelolaan konflik agar konflik tetap ada di tataran intelektual, bukan pribadi.
d.                   Penguatan komitmen tim.
e.                   Pemutusan kepercayaan dan dukungan yang dibutuhkan oleh anggota tim.
f.                    Bertindak fair dan konsisten dalam perilaku-perilaku yang bersifat prinsipil.

Tindakan kepemimpinan eksternal adalah tindakan yang dibutuhkan untuk menjaga tim agar terlindung dari dampak lingkungan eksternal,tetapi disaat sama, mempertahankan hubungan tim dengan lingkungan eksternal. Termauk ke dalam tindakan ini adalah :
a.                   Memperoleh akses atas informasi demi membangun aliansi eksternal.
b.                   Membantu tim yang telah terkena pengaruh lingkungan.
c.                    Bernegosiasi dengan manajemen senior seputar pengakuan, dukungan, dan sumber daya yang perlu bagi kelangsungan tim.
d.                   Perlindungan anggota tim dari penetrasi lingkungan internal organisasi maupun eksternal organisasi.
e.                   Melakukan pengujian atsindikator efektivitas yang berasal dari lingkungan eksternal, misalnya survei kepuasan pelanggan.
f.                    Menyediakan informasi dari luar yang dibutuhkan oleh anggota tim.



4.                   Kepemimpinan Transformasional
Konsepsi kepemimpinan transformasi onal pertama kali dikemukakan oleh James McGregor Burns yang menerapkannya dalam konteks politik dan selanjutkan ke dalam konteks organisasional oleh Bernard Bass. Dalam kaitannya dengan kepemimpinan transformasional, Bernard Bass (stone 2004) mengatakan sebagai berikut:
“Transformational leaders transform the personal values of followers to support the vision and goals of the organization by fostering an environtment were relationship can be formed and by estabilishing a climate of trust in which visions can be shared.”

Selanjutnya secara operasional Bernard Bass (Gill, 2010) memaknai kepemimpinan transformasional sebagai berikut : “Leadership and performance beyond expectations”. Sedangkan Tracy and Hinkin (Gill, 2010) memaknai kepemimpinan transformasional sebagai berikut :
                “The process of influncing major changes in the attitudes and assumptions of organization members and building commitment for the organization’s mission or objectives”.
“Proses memengaruhi perubahan besar dalam sikap dan asumsi anggota organisasi dan membangun komitmen untuk misi atau tujuan organisasi”.

Menurut Burn, Kepemimpinan bukan saja pemimpin yang memungkinkan terjadinya proses pertukaran dengan kemauan atau keinginan para pengikutnya, atau pemimpin transaksional, apalagi bagi para pengikutnya yang baru belajar, tetapi dalam proses selanjutnya perlu pemimpinyang mengangkat dan mengarahkan pengikut ke arah yang benar k, ke arah moralitas dan motivasi yang lebih tinggi atau sering disebut sebagai Pemimpin Transformasional.
James MacGregor Burns, menyatakan :
“But transformational leadership ultimately becomes moral in that it raises the level of human conduct and ethical aspiration of both leader and the led, and thus it has a transforming effect on both”.
“Tapi kepemimpinan transformasional  pada akhirnya menjadi moral dalam bahwa hal itu menimbulkan tingkah perilaku manusia dan aspirasi etis dari keduapemimpin dan yang dipimpin, dan dengan demikian memiliki efek transformasi pada keduanya”.
                Menurut Burns kepemimpinan tanspormasional adalah sebuah kepemimpinan yang melibatkan seluruh elemen anggota organisasi/masyarakat dalam kepemimpinannya.
                Dalam buku yang berjudul “Improving Organisational effectivenes through trasformational leadership”, Bass dan Avolio (1994) mengemukakan bahwa kepemimpinan tranformasional mempunyai empat dimensi yang disebut sebagai “Defour I’s”.
·         Dimensi pertama disebunya sebagai Idealize Influence (pengaruh ideal) digambarkan sebagai perilaku pemimpin yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati dan sekaligus memprcayainya.
·         Dimensi kedua disebut sebgai Infirational motivations (motifasi insfirasi). Pemimpin transformasional digambarkan sebagai pemimpin yang mampu mengartikulasikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan, mendemonstrasikan komitmennya terhadap seluruh tujuan organisasi dan mampu menggugah spirit  tim dalam organisasi melalui penumbuhan antusiasme dan optimisme.
·         Dimensi tiga disebut sebagai Intellectual Stimulation (stimulasi intelektual). Pemimpin transformasional harus mampu menumbuhkan ide-ide baru, memberikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi bawahan, dan memberikan motivasi kepada bawahan untuk mecari pendekatan-pendekatan yang baru dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi.
·         Dimensi keempat disebut sebagai Individualize Consideration (considerasi individu). Pemimpin transformasional digambarkan sebagai seorang pemimpin yang mau mendengarkan dengan penuh perhatian masukan-masukan bawahan dan secara khusus mau memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bawahan akan pengembangan karir.




DAFTAR PUSTAKA

Ruliana, Poppy. (2014). KOMUNIKASI ORGANISASI. Jakarta : Rajawali Pers.

  

About this blog

Diberdayakan oleh Blogger.
Powered by Calendar Labs

Popular Posts

About

Blogger Widgets
WidgetBlog Rangga

Search