(Respon 7)
Dalam sebuah organisasi pasti terjadi konflik, konflik besar
maupun kecil. Sehingga perlu diadakannya manajemen konflik.
Manajemen konflik ialah langkah-langkah
menyelesaikan konflik, membatasi aspek-aspek
negatif dari konflik agar tidak mempengaruhi organisasi dan sekaligus
meningkatkan aspek positif dari konflik. Konflik organisasi dapat dibagi menjadi dua
yaitu intra organisasi(konflik yang terjadi dalam suatu organisasi), dan inter oranisasi(konflik yang terjadi di
luar organisasi).
Ada 5 resolusi Konflik yang bisa
digunakan dalam manajemen konflik :
1.
Avoidance (Penghindaran-non asertif, nonkoperatif)
, strategi jangka pendek dimana apabila ada konflik dan konflik tersebut tidak bersifat
mendesak maka sebaiknya dilakukan penghindaran. Hal ini tentu untuk
mengefektifkan kerja organisasi.
2.
Akomodasi-nonasertif-koperatif, tahapan ini
menjelaskan bahwa aspirasi/kebutuhan ditampung untuk nantinya dipenuhi.
3.
Kompromi-Beberapa ketegasan- beberapa kerja
sama, Kompromi adalah persetujuan dengan jalan damai atau saling mengurangi
tuntutan.
4.
Kompetisi-Tegas_nonkperatif), kompetisi
initentang memastikan kebutuhan satu pihak terpenuhi , dan pihak lain yang
tidak memiliki hubungan penting menjadi kalah. Strategi menang-kalah berguna
jika ada tenggat waktu yang penting.
5.
Kolaborasi-Tegas-koperatif, yaitu strategi untuk
melihat hal-hal dari semua pihak secara rinci. Mengakui dan menerima perbedaan,
dan mengeksplorasi solusi alternatif yang memenuhi kebutuhan semua pihak.
Ada berbagai gaya konflik, seperti Gaya konflik penghindaran; Gaya
konflik unggul; Gaya konflik Kompetitif; Gaya konflik kerja sama; dan gaya
konflik konsiliasi.
Teori-teori Konflik
1.
Teori hubungan masyarakat, menganggap bahwa
konflik terjadi akibat dari ketidakpercayaan dan pemusuhan di antara kelompok
masyarakat.
Sasarannya, mengusahakan sikap toleransi antar masyarakat.
2.
Teori Kebutuhan manusia, menganggap bahwa
konflik terjadi akibat dari kebutuhan dasar manusia. Sasarannya, mengupayakan
bersama kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi.
3.
Teori Negosiasi prinsip, menganggap bahwa
konflik terjadi karena posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan
oleh pihak yang mengalami konflik. Sasarannya, membantu pihak yang berkonflik
untuk bernegosiasi berdasarkan kepentingan bersama.
4.
Teori Identitas, menganggap bahwa konflik
terjadi karena identitas yang terancam. Sasarannya, mengidentifikasi ancaman
dan ketakutan antara pihak dan membangun rasa empati dan rekosiliasi antara
mreka.
5.
Teori kesalahpahaman antar budaya, menganggap bahwa konflik terjadi karena
ketidakcocokan dalam cara berkomunikasi antar budaya yang berbeda. Sasaran,
meningkatkan keefektifan komunikasi antar budaya dan menggunakan bahasa
persatuan yang sama.
6.
Teori Transformasi Konflik, menganggap bahwa
konflik terjadi karena masalah ketidaksetaraan/ketidakadilan yang muncul
sebagai masalah sosial budaya dan ekonomi. Sasarannya, mengubah struktur dan
kerangka kerja yang menyebabkan kesenjangan.
Dalam
menyelesaikan sebuah konflik, perlu diketahui konteksnya terlebih dahulu.
Jalinan komunikasi yang baik antar pihak tentu memudahkan penyelesaian konflik
tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar